Rabu, 16 Januari 2008

Suporter Ngamuk 5 Orang Luka







KRC, Kediri



- Buntut amuk suporter Arema di Kediri mengakibatkan 5 orang terluka. Salah satunya hakim garis Marman (43). Dia mengalami luka robek 1 cm di kepala akibat lemparan batu. Semua korban dilarikan ke RS Bhayangkara, Rabu (16/1/2008).Selain itu, Banadi sekretaris Panpel Liga Indonesia, Sumarji (34) suporter Arema asal Balongbendo Krian Sidoarjo, Aiptu Sudjito anggota Polsek Kediri serta Handoko (30) Kediri.Aiptu Sudjito yang sedang bertugas menjaga pertandingan menderita luka parah di kepalanya. Kulit kepalanya robek 3 cm. Banandi bagian pelipisnya robek 4 cm. Munarji dihajar dengan kayu sehingga kepalanya robek 4 cm.Kelima korban ini sebagian besar terkena lemparan batu saat kerusuhan terjadi di dalam Stadion Brawijaya Kediri ketika pertandingan Babak 8 Besar Liga Indonesia antara Arema dengan Persiwa wamena.Pertandingan itu dihentika pada menit ke-76 karena Aremania mengamuk dan memasuki lapangan serta melakukan pembakaran. Kedudukan sementara Persiwa unggul 2-1. (adb/gk)

Senin, 14 Januari 2008

Harga Kedelai MelonjakPengusaha Tempe Berteriak



KRC,Pacitan -

Melambungnya harga kedelai yang kian tak terkendali menjadi pukulan berat bagi pengusaha tempe di Pacitan. Betapa tidak harga kedelai yang dalam kondisi normal hanya berkisar Rp 3.000 hingga Rp 4.000 kini melonjak hingga menembus angka Rp 8.000 rupiah per kilogram.Kondisi tersebut seolah menjadi pil pahit yang harus ditelan produsen tempe. Di satu sisi roda usaha harus tetap berjalan, sementara pada lain pihak daya beli masyarakat tidak mampu mengimbangi lonjakan harga.Untuk menyelamatkan usaha, banyak pengrajin terpaksa mengurangi isi kemasan produk meskipun tetap dengan harga lama. Akibatnya laba yang didapat semakin menipis bahkan sebagian pemilik industri rumah tangga tak lagi mampu bertahan."Awalnya harga cuma empat ribu. Sejak bulan puasa naik terus hingga mencapai delapan ribu sampai sekarang," aku Adianto (37) produsen tempe di Desa Nanggungan, Pacitan kepada detiksurabaya.com, Senin (14/1/2008).Adianto menuturkan, saat ini merupakan masa paling berat bagi industri tempe. Terpuruknya usaha, lanjut pria asli Pekalongan yang telah menekuni bisnis tempe selama 19 tahun itu, memaksanya memberhentikan seorang karyawan lantaran tidak mampu menggaji. Bahkan sempat terbersit di benaknya untuk alih profesi dengan pekerjaan lain yang lebih menjanjikan."Saya bingung mau kerja apa. penghasilan sehari-hari semakin tidak mencukupi untuk keluarga," keluh bapak dua anak itu.Naiknya harga kedelai bukan saja menimpa pemilik usaha seperti Adianto. Pedagang pengecer pun ikut merasakan dampak naiknya komoditas pangan itu. Dari 100 lebih pelanggan tetap Adianto separuh diantaranya berhenti menjual tempe. Tak ayal untuk bisa bertahan Ardianto memilih mengurangi kuota produksi tiap harinya hingga 50 persen lebih. Tak banyak yang dia harapkan kecuali harga segera normal dan usaha produksi tempe miliknya bangkit kembali. (yy)

Polda JatimUsut Dugaan Suap Dewan




.KRC,Surabaya -


Polda Jatim tak main-main mengusut dugaan suap Pemkot kepada DPRD Surabaya yang nilainya 'hanya' Rp 250 juta. Surat permintaan izin untuk memeriksa anggota dewan akan segera dilayangkan ke Gubernur Jatim."Malam ini kita masih menyusun suratnya untuk dikirim besok pagi ke gubernur. Yang kita panggil saya agak lupa jumlahnya paling 3-4 anggota," terang Direktur Reserse Kriminal Polda Jatim Kombes Pol Rusli Nasution kepada wartawan di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Senin (14/1/2008).Rusli mengaku lupa siapa saja anggota dewan yang akan dipanggilnya.Waduh saya lupa, yang penting kita kirimkan dulu suratnya baru Anda tahu siapa saja yang akan diperiksa," katanya.Dia juga menjelaskan, penyidik sampai saat ini masih belum memiliki barang bukti. Namun pihaknya akan mencari barang bukti sambil melakukan pemeriksaan saksi."Selama penyelidikan itu kan kita berusaha kasus ini memenuhi ada atau tidak tindak pidana korupsi di dalamnya. Dan ternyata ada, berarti dari penyelidikan menjadi penyidikan dan baru kita mencari BB sambil memeriksa saksi," jelasnya.Dugaan suap Rp 250 juta ini disebut-sebut untuk memuluskan pengesahan APBD 2008. Dan tiga pejabat Pemkot Surabaya, diantaranya Sekretaris Kota Sukamto sudah dimintai keterangan. Status mereka saat ini masih sebatas saksi.Rp 250 juta itu dibagikan kepada hampir seluruh anggota DPRD Surabaya. Dengan rincian sebanyak Rp 25 juta dibagikan kepada anggota DPRD non panggar dan non panmusSedangkan sisinya dibagikan untuk 18 anggota panggar. (yy)